Di sini anda dapat membaca secara online buku cerita silat Indonesia, Serial Jodoh Rajawali,  episode Wasiat Dewa Geledek, yang dikarang oleh A. Rahman. .

KARAKTER TOKOH
Nama Tokoh:

Julukan:

Guru:

https://forumupload.ru/uploads/001b/2b/22/2/17967.jpg
Gambar:
Komik / Cerita Silat

Koleksi Cerita Silat Indonesia:
Wasiat Dewa Geledek
Karya: A. Rahman

Baca Cerita

TANAH tak bertuan terletak di Teluk Benggala. Tempatnya sunyi, berkesan angker. Udaranya lembab dan berbau tanah basah. Air laut dari Teluk Benggala kadang sampai memenuhi wilayah tanah tak bertuan jika air laut pasang. Tak heran jika tanah di situ jarang bisa kering. Pohon-pohon yang menjulang tinggi, sering rubuh seketika karena disambar petir.

Hembusan angin laut yang sering membadai membuat tanah tak bertuan itu menjadi semakin kuat oleh cerita lama,
tentang keangkeran dan keganasan hutan nya dari roh-roh jahat. Barangkali karena cerita lama yang dituturkan dari mulut ke mulut itulah yang membuat manusia enggan melintasi tanah tak bertuan itu. Hanya orang yang tersesat dan terdesak saja yang mau berada di hutan tanah tak bertuan.

Seperti halnya seorang gadis bergaun kuning, terpaksa mengarahkan larinya ke tanah angker tersebut karena suatu hal. Jika bukan karena menghindari bahaya, tentunya gadis berambut panjang yang diikat kain merah itu tak mau singgah dan bersembunyi di tanah tersebut. Gadis itu berwajah cantik, namun tampak dihinggapi ketegangan. Matanya yang bulat bening dan berbulu lentik itu kelihatan menyimpan kecemasan, yang
membuat gerakannya serba cepat. la melompat dari batu ke batu, sampai tiba di gundukan tanah yang menyerupai kuburan panjang Itu.

Kuburan membukit bertanah kering, tapi berumput duri. Beberapa bebatuan tersembul di sana, bahkan ada yang tingginya seukuran manusia dewasa. Gadis itu menyelinap di balik bebatuan besar dengan mata melirik ke kanan - kiri penuh ketegangan. Namun tiba-tiba gadis berbaju kuning dengan ikat pinggang selendang warna biru muda dan menyelipkan pedang pendek di selendang itu, menjadi tertegun dalam satu sentakan mengejutkan.

"Ha ha ha...! Mau bersembunyi di mana kau, Mahligai?”

Orang bertampang ganas tiba-tiba mencegatnya dan tahu-tahu sudah berada di depan gadis berbaju kuning yang ternyata bernama Mahligai.  Orang bertampang ganas itu mempunyai mata lebar dan tubuh lebih besar dari Mahligai. Kumisnya tebal dan rambutnya panjang diikat dengan logam tembaga. Di tengah logam tembaga itu ada hiasan mulut singa yang menganga lebar, menambah kesan ganas pada wajah lelaki itu. la mengenakan pakaian serba biru tua dan sabuk warna hitam lebar. Di sabuknya terselip pedang lebar berujung lengkung dan runcing. Pedang itu menimbulkan kesan bahwa si pemiliknya gemar memancung leher lawannya tanpa ampun lagi.

"Kau tak akan bisa lari untuk menghindari perjanjianku dengan gurumu, Mahligai!" kata orang berwajah angker itu dengan suara besar.

"Aku tak punya urusan dengan perjanjianmu itu, Mata Neraka!" Mahligai mencoba menangkis anggapan si Mata Neraka.

"Siapa bilang tak ada urusan? Justru kalau bukan gurumu Sendang Suci menjanjikan perkawinanku dengan dirimu,aku tak akan mau mengobati sakit gurumu itu! Dan sekarang aku sudah bisa menyembuhkan gurumu, maka janjinya pun harus dipenuhi! Dia harus mengawinkan aku denganmu, sebagai murid tunggalnya!"

"Mata Neraka!" kata Mahligai memaksakan diri untuk tetap kelihatan berani, "Guru tidak pernah mempertaruhkan aku sebagai jaminan kesembuhannya! Jangan kau memaksa diriku untuk menerima lamaranmu, Mata Neraka!"

"Pada waktu aku buat perjanjian itu dengan Sendang Suci, kau ada tak jauh dari kami, dan kau mendengar apa yang dikatakan oleh gurumu! Kau tidak membantah dan mengajukan keberatan! Sekarang kau mau berlagak tidak tahu menahu dengan perjanjian itu! Jelas itu tidak bisa kuterima, Mahligai! Apa pun yang terjadi, kau harus menjadi istriku karena itulah upahku mengobati sakit gurumu!"

Mahligai masih berdiri dengan sikap dibuat setenang mungkin. Dalam hatinya ia membatin,

BACA BAGIAN INI:

Setelah kesunyian terjadi beberapa kejap melingkupi mereka berdua, maka terdengarlah suara Mata Neraka yang menggetarkan jantung Mahligai itu,

"Bagaimana? Sudah kau ingat-ingat perjanjian itu. Mahligai?"
"Aku tidak Ingat!" jawab Mahligai dengan ketus. "Aku menolak menjadi istrimu!"

Si Mata Neraka mulai pancarkan pandangan marahnya, Suaranya sedikit menggeram ketika ia berkata,

"Mahligai, Jangan kau buat hatiku kecewa dengan penolakanmu! Aku bisa celakai gurumu lagi dengan racun yang tak bisa disembuhkan oleh siapa pun kecuali olehku. Dan usia gurumu akan pendek! Atau aku bahkan tak segan-segan menghabisi nyawamu jika kau masih menolakku dan
mengecewakan hatiku, Mahligai!"

Mahligai bahkan mencibir sinis dan berkata, "Hrnrn...! Rupanya kau telah membongkar rahasiamu sendiri, Mata Neraka! Berarti kaulah orang yang telah melukai Guru dengan jarum racunmu itu, ketika Guru sedang dalam perjalanan pulang dari Bukit Mawar! Guru menderita luka racun yang tak bisa disembuhkan oleh siapa pun. Lalu, kau tampil berlagak sebagai tabib, karena kau punya rencana ingin memperistriku! Rupanya kau buat Guru berhutang budi padamu, sehingga Guru mau membantumu membujukku supaya menerima lamaranmu! Sekarang buatku jelas sudah
tipu muslihatmu itu, Mata Neraka!" ,

"Ha ha ha...! Kalau sudah jelas, lantas bagaimana?!"
“Aku tetap menolak lamaranmu!"
"Itu berarti kau memaksaku membunuhmu, Mahligai!"

"Apa boleh buat jika memang itu, yang harus kutempuh demi membayar hutang Guru kepadamu!"
"Benar-benar kau adalah perempuan bodoh, Mahligai! Tidak sembarang perempuan ingin kukawini sebagai istriku yang sah! Hanya kamu yang terpilih di hatiku! Biasanya aku hanya merenggut kesuciannya, atau menikmati mahkotanya barang sejenak, selesai itu kubuang atau kubunuh! Tapi terhadapmu, Aku bermurah hati dan tak ingin membuangmu, Mahligai!. Kau akan kurawat dan kusayangi sepanjang hidupmu, kau akan kumanjakan kapan saja!"

Baca Cerita Serial Lainnya:
☻xxx